Wednesday 13 January 2016

3 Ciri Penyesat (Yudas 1:4)




                 
      Yudas memperingatkan orang percaya supaya waspada terhadap penyesat. Sebab ada penyesat yang sudah masuk dan hidup bersama dalam persekutuan orang percaya. Ada pun ciri-ciri penyesat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Orang-orang yang fasik

Kefasikan adalah lawan kata dari kebenaran. Jadi seorang yang fasik adalah mereka yang tidak hidup benar dengan menjalankan hidup sesuai dengan kehendaknya sendiri. Tidak mau taat kepada hukum Tuhan yang mereka ketahui.
 
2. Orang yang memanfaatkan kasih karunia untuk melampiaskan hawa nafsunya

Kasih karunia Allah memungkinkan manusia selamat dan memperoleh pengampunan akan dosa. Seorang penyesat akan memanfaatkan kasih karunia dan pengampunan ini sebagai surat izin untuk dia melampiaskan hawa nafsu keserakahan, kerakusan, dan bahkan ambisiusnya terhadap sesuatu.

3. Orang yang menyangkal satu satunya penguasa dan Tuhan kita Yesus Kristus

Ciri penyesat yang ketiga adalah mereka yang menyangkal Yesus Kristus adalah Tuhan dan juru selamat. Mereka berusaha menentangNya.  Mereka menganggap Yesus hanyalah manusia biasa yang merupakan ciptaan Allah yang tunggal. Mereka tidak mengakui otoritas Yesus atas segala ciptaan. Inilah yang dimaksud dengan antikrist.

          Sebagai umat Tuhan yang sungguh-sungguh hidup didalamNya. Sudah sepatutnya untuk waspada terhadap penyesat yang demikian supaya iman kita terjaga. Selain itu, kita juga harus mengawasi hidup supaya tidak memiliki sifat-sifat yang demikian ini, supaya kita tidak tergolong sebagai penyesat itu. Yesus sangat tidak menyukai seorang penyesat. Terbukti ketika dia berkata, Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.” Artinya seorang penysat lebih baik mati ketimbang hidup untuk menuntun orang masuk kedalam maut. Kiranya satu hari ini, hidup kita dipenuhi kewaspadaan.
God Be with You.

Tuesday 12 January 2016

Berjuang Mempertahankan Iman (Yudas 1:3)



 


       Yudas dalam bagian ini mendapatkan dorongan yang kuat untuk menasihati supaya orang percaya tetap menjaga iman yang telah mereka terima seperti yang telah diterima oleh para orang kudus. Adapun iman tersebut adalah kepercayaan akan Yesus sebagai juruselamat manusia. Yudas menyampaikan nasihat tersebut sebab saat itu banyak sekali tantangan yang berat seperti halnya penganiayaan, ajaran sesat, dan godaan yang lainya. Sehingga, jika seseorang tidak teguh berpegang pada imannya maka akan dengan mudah diombang-ambingkan, menyerah dan meninggalkan iman yang menyelamatkan tersebut.

          Abraham merupakan pribadi yang berpegang teguh dalam iman. Kala itu, Tuhan memberikan janji kepada Abraham, bahwa keturunannya akan banyak seperti bintang di langit dan pasir di laut (Kej 22:17). Tetapi dalam masa menuju penggenapan janji tersebut tidak serta merta Tuhan memberikan janji tersebut. Banyak tantangan yang berat yang diizinkan Tuhan terjadi dalam kehidupannya. Salah satunya adalah kemandulan Sara yang mengisyaratkan sebuah kemustahilan untuk memiliki keturunan. Sekalipun demikian, Abraham tetap memegang teguh imannya kepada janji Allah tersebut hingga tergenapi.

       Saudaraku, Iman kita akan senantiasa mendapatkan tantangan dari sekitar bahkan dari dalam diri sendiri. Saat ini banyak penyesat yang berusaha membuat kita ragu kepada Yesus sebagai juru selamat. Banyak situasi dimana membuat kita kecewa kepada Tuhan dan ingin rasanya meninggalkan Tuhan, dll. Ingatlah bahwa tantangan ada untuk menguji iman kita supaya semakin murni dan semakin murni. Jadi, peganglah teguh iman kita, jangan goyah dan gentar. Sebab iman kita adalah benar yaitu percaya bahwa Yesus akan menyelamatkan kita dari hukuman maut. Fight!

Monday 11 January 2016

Ucapkan Kata Berkat bagi Orang Percaya (Yudas 1:1-2)


  

Sebagai tubuh Kristus, sudah sepatutnya untuk kita saling mengucapkan berkat satu dengan yang lainnya, bukan kutuk. Yudas memberikan teladan mengenai hal ini, ia menyampaikan berkat kepada orang Percaya, Yudas 1:1, … , “kepada mereka, yang terpanggil yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.”. adapun isi ucapan itu, antara lain:

a. Rahmat, belas kasihan Allah

b. Damai Sejahtera, tidak adanya permusuhan dan ketakutan

c. Kasih, memiliki sikap yang sangat tulus hati demi kepetingan orang lain.

Yudas berharap sekiranya ketiga hal tersebut dapat melimpahi kehidupan Kristen. Sebab, banyaknya masalah dapat mengakibatkan orang percaya kendur dalam mengikut Yesus. Tetapi dengan ketiga ucapan berkat yang didengar tersebut mampu memberikan suntikan harapan dan penghiburan bagi orang percaya yang sudah mulai letih. Renungan singkat ini kiranya mampu menyentuh hati kita, untuk sedia berkomitmen menyerukan ucapan berkat bagi orang lain. Sehingga dari mulut kita keluar sesuatu yang indah yang mampu meneduhkan hati dan meneguhkan iman percaya sesama kita.

Sunday 10 January 2016

Kasihilah Tuhan Allahmu


       Kebanyakan orang mengetahui bahwa ia harus mengasihi Tuhan-nya seperti yang tertulis dalam Alkitab. Tetapi sebagian besar dari mereka tidak tahu bagaimana cara mengasihi Tuhan. Pada suatu kesempatan berkotbah, saya melontarkan pertanyaan demikian, ”bagaimana anda mengetahui bahwa istri atau suami anda mengasihi anda?” ketika mendengar pertanyaan tersebut, terlihat beberapa orang tercengang dan bingung. Saya sedikit curiga bahwa mereka tidak mengetahui bukti kasih itu sendiri. Setelah beberapa saat dalam kebingungan tersebut, salah satu orang menjawab dengan yakin, “karena ia mengatakan bahwa ia mengasihiku.” Jawaban tersebut benar adanya. Kita mengetahui suami atau istri kita mengasihi kita, melalui ungkapan secara verbal. Seandainya demikian, lalu bagaimanakah dengan kasus yang saya akan ungkapkan ini. Semisal istri saya mengatakan bahwa ia mengasihi saya, tetapi setiap hari ia tidak peduli akan keadaan saya. Ketika saya menyuruhnya untuk menjenguk orang tua saya yang sedang sakit. Ia malah pergi ke mall dan tidak menanggapi apa yang saya katakan. Apakah istri saya mengasihi saya? Tentunya anda akan menjawab bahwa Ia tidak mengasihi saya. Saya sepaham dengan jawaban anda. 
         Lalu jawaban apakah yang tepat untuk menjawab, “bagaimana anda mengetahui bahwa istri atau suami anda mengasihi anda?” saya rasa sederhana, yaitu melalui perkataan dan tindakannya. Jika saja saya lapar, lalu istri saya memasak-kan nasi goreng tanpa saya memintanya, maka saya mengetahui bahwa ia mengasihi saya. Atau jika saya tidak suka saat istri saya belanja yang tidak berguna dan setelah saya menegurnya kemudian ia tidak melakukan kebiasaan itu lagi. Maka saya mengetahui bahwa ia mengasihi saya. Demikian jugalah cara bagaimana kita mengasihi Allah yaitu dengan melakukan apa yang Ia kehendaki, Yohanes 14:21a, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Pada intinya, jika kita mengasihi Tuhan maka kita akan melakukan Firman Tuhan. Tapi jangan salah sangka, karena tidak semua tindakan melakukan perintah TUHAN merupakan tindakan kasih kepada Tuhan. Jika saja yang kita lakukan itu adalah sifat munafik, setengah-setengah ataupun terpaksa seperti yang dilakukan oleh ahli taurat dan orang farisi. Hal demikian pun seringkali kita lakukan, mungkin saja kita telah menyanyikan lagu bertemakan kasih kepada TUHAN digereja maupun dirumah, seperti halnya lagu “aku mengasihi, engkau Yesus, dengan segenap hatiku…” tetapi acapkali, kita kegereja hanya karena rutinitas saja tanpa ada kerinduan. 
         Jika Kita benar-benar mengasihi Tuhan Allah maka kita kita akan melakukan perintahnya dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita. enjoy your day with God.